Legenda

Maung Padjadjaran: Transformasi Legendaris

10 Mei 2025
8 menit membaca
Ilustrasi Maung Padjadjaran
Ilustrasi artistik Prabu Siliwangi dalam wujud Maung Padjadjaran (harimau putih) - sumber: Arsip Museum Prabu Siliwangi

Kisah transformasi Prabu Siliwangi menjadi harimau putih adalah salah satu legenda paling terkenal di Tanah Sunda. Menurut cerita rakyat, ketika Islam mulai menyebar di Tanah Sunda, Prabu Siliwangi yang masih menganut kepercayaan Sunda Wiwitan memilih untuk mengasingkan diri ke hutan dan berubah wujud menjadi harimau putih.

Di antara berbagai legenda yang hidup dalam budaya Sunda, kisah Maung Padjadjaran merupakan salah satu yang paling dihormati dan memiliki makna mendalam. Prabu Siliwangi, yang nama aslinya Sri Baduga Maharaja, adalah raja Kerajaan Sunda Pajajaran yang memerintah sekitar abad ke-16. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana, sakti, dan memiliki kekuatan spiritual tinggi. Transformasinya menjadi harimau putih bukan sekadar dongeng, tetapi mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual yang terus hidup dalam masyarakat Sunda hingga kini.

Bagian 1: Asal Usul Legenda

Legenda Maung Padjadjaran berawal dari masa akhir pemerintahan Prabu Siliwangi di Kerajaan Pajajaran. Pada masa itu, agama Islam mulai menyebar di Tanah Sunda melalui Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati, salah satu dari Wali Songo (sembilan penyebar Islam di Pulau Jawa). Hubungan antara Prabu Siliwangi dan Sunan Gunung Jati sebenarnya cukup dekat, karena Sunan Gunung Jati menikah dengan Putri Kawunganten, putri dari Prabu Siliwangi.

"Prabu Siliwangi luluh ka nu jadi maung bodas, nyingkah ka leuweung Sancang, henteu paeh henteu hirup, aya di antara aya jeung euweuh."
— Pantun Bogor

Menurut naskah-naskah kuno seperti Carita Parahyangan dan Babad Pajajaran, Prabu Siliwangi adalah penganut setia kepercayaan Sunda Wiwitan, agama asli masyarakat Sunda yang menghormati kekuatan alam dan roh leluhur. Ketika dihadapkan pada ajakan untuk berpindah keyakinan, Prabu Siliwangi dikatakan menolak dengan tegas. Sebagai konsekuensi dari penolakannya, ia memilih untuk mengasingkan diri ke hutan. Versi yang paling populer menyebutkan bahwa ia pergi ke Hutan Sancang di daerah Garut selatan. Di sinilah konon terjadi peristiwa transformasi yang legendaris itu.

Hutan Sancang
Hutan Sancang di Garut Selatan, tempat yang dipercaya sebagai lokasi transformasi Prabu Siliwangi

Bagian 2: Makna Spiritual Transformasi

Transformasi Prabu Siliwangi menjadi harimau putih bukan sekadar perubahan fisik dalam legenda Sunda, tetapi mengandung makna spiritual yang mendalam. Dalam kepercayaan Sunda Wiwitan, transformasi ini dipandang sebagai bentuk "moksa" atau pencapaian spiritual tertinggi, di mana seseorang dapat melepaskan diri dari ikatan duniawi dan mencapai kesempurnaan spiritual.

Tahukah Anda?

Dalam kepercayaan Sunda Wiwitan, harimau atau maung dianggap sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan kewibawaan. Warna putih melambangkan kesucian, kebijaksanaan, dan pencapaian spiritual. Dengan demikian, transformasi menjadi harimau putih melambangkan pencapaian kekuatan spiritual tertinggi yang telah disucikan.

Menurut cerita yang dituturkan dalam pantun Sunda, proses transformasi Prabu Siliwangi terjadi melalui ritual spiritual yang mendalam. Ia melakukan semedi atau meditasi di Hutan Sancang, melepaskan semua atribut kerajaan dan keduniawian. Setelah mencapai tingkat kesadaran spiritual tertinggi, tubuhnya perlahan berubah menjadi harimau putih.

  • Makna spiritual transformasi mencerminkan konsep "moksa" dalam kepercayaan Sunda Wiwitan
  • Harimau putih melambangkan kekuatan spiritual yang telah disucikan
  • Konsep "tidak mati tidak hidup" melambangkan pencapaian keabadian spiritual
  • Transformasi ini juga dipandang sebagai bentuk perlawanan kultural dan spiritual

Bagian 3: Warisan Budaya Modern

Legenda Maung Padjadjaran telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam budaya Sunda dan terus mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat hingga saat ini. Dari simbol-simbol daerah hingga karya seni modern, pengaruh legenda ini dapat ditemukan di berbagai bidang.

Lambang Jawa Barat
Lambang Provinsi Jawa Barat yang menggunakan motif harimau terinspirasi dari legenda Maung Padjadjaran

Dalam dunia seni dan budaya, legenda Maung Padjadjaran telah menginspirasi berbagai bentuk karya seni tradisional maupun kontemporer. Cerita ini sering ditampilkan dalam pertunjukan wayang golek, tari-tarian tradisional, dan berbagai festival budaya Sunda. Salah satu pertunjukan tari yang terkenal adalah "Tari Siliwangi" yang menggambarkan keagungan Prabu Siliwangi dan transformasinya menjadi harimau putih.

Di era modern, legenda ini juga telah diadaptasi ke dalam berbagai media baru seperti film, serial televisi, dan game. Film dokumenter "Jejak Maung Padjadjaran" yang dirilis pada tahun 2018 berusaha menelusuri lokasi-lokasi yang terkait dengan legenda ini dan mewawancarai masyarakat lokal yang masih memegang kepercayaan tersebut. Tim sepak bola Persib Bandung juga menggunakan harimau sebagai maskot dan dijuluki "Maung Bandung" sebagai penghormatan terhadap legenda ini.

Kesimpulan

Legenda Maung Padjadjaran merupakan salah satu warisan budaya Sunda yang paling berharga dan berpengaruh. Kisah transformasi Prabu Siliwangi menjadi harimau putih bukan sekadar dongeng, tetapi merupakan narasi yang kaya akan nilai-nilai filosofis, spiritual, dan kultural yang terus hidup dalam masyarakat Sunda hingga saat ini.

Melalui legenda ini, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Sunda memandang hubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Transformasi Prabu Siliwangi menjadi harimau putih melambangkan pencapaian spiritual tertinggi dan keteguhan dalam mempertahankan identitas dan keyakinan di tengah perubahan zaman. Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa legenda Maung Padjadjaran bukan hanya cerita tentang masa lalu, tetapi juga cerminan identitas dan aspirasi masyarakat Sunda yang terus hidup dan berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman.

Foto Penulis

Prof. DR. Al-habib Husein Abdulhadi Sulaeman. NS. A. M,Pd

Prof. DR. Al-habib Husein Abdulhadi Sulaeman. NS. A. M,Pd adalah seorang sejarawan dan budayawan Sunda. Beliau telah melakukan penelitian mendalam tentang sejarah Kerajaan Pajajaran dan legenda-legenda Prabu Siliwangi selama lebih dari 20 tahun. Sebagai dosen di Universitas Padjadjaran, beliau aktif mempublikasikan karya-karya ilmiah tentang budaya dan sejarah Sunda.